Kampung Adat Namata di Sabu Barat
Kampung Adat Namata merupakan perkampungan adat yang di dalamnya
terdapat megalitik dan didiami oleh para pemangku adat (mone ama).
Megalitik yang terdapat di dalam area perkampungan tersebut digunakan
sebagai media/tempat untuk melakukan ritual adat/pemujaan terhadap para
Dewa/Leluhur.
Ada 9 pemangku adat yang mendiami kampung adat tersebut, yakni Deo
Rai (Kepala), Pulod'o (Dewa Matahari), Rue (Dewa Penyakit), Bekka Pahi
(Dewa Bumi), Maukia (Dewa Kesuburan), Kenuhhe (Dewa Laut). Di kampung
inilah penyelenggaraan kekuasaan adat dilakukan. Konon menurut cerita
tetua adat di Namata, bahwasanya batu - batu yang ada di dalam
perkampungan Namata merupakan batu panggilan secara gaib dan sihir.
Sehingga batu - batu tersebut memiliki kekuatan majis yang sangat
tinggi. Pengunjung jangan sembarangan menginjak batu - batu tersebut,
karena salah injak, berarti pulang sakit.
Aktivitas
Di Kampung Adat Namata, kita bisa melihat - lihat batu megalitik yang
tersusun rapi. Demikian juga kita bisa melihat - lihat rumah adat Sabu
yang masih asli. Pada bulan - bulan atau peristiwa tertentu, kita bisa
menyaksikan adanya upacara adat yang dilakukan diperkampungan tersebut.
Seperti Upacara Perkabungan apabila ada anggota pemangku adat (mone
ama) yang meninggal, upacara mengusir bala penyakit, upacara menurunkan
hujan, dan upacara lainnya. Disamping kita melihat - lihat, juga kita
bisa mendoakan dan memohon kepada YANG MAHA KUASA agar senantiasa
melindungi dan memberkati kita dalam segala aspek kehidupan. Untuk bisa
masuk ke dalam Kampung Adat Namata, maka kita harus menggunakan pakaian
adat (selimut atau sarung motif Sabu).
Oleh karena itu, sebelum ke Kampung tersebut, maka kita harus
mempersiapkannya dari rumah. Dan jika kita tidak mempunyai, maka tidak
perlu kuatir karena di pintu masuk Kampung telah disediakan
selimut/sarung yang disewakan oleh warga sekitar kepada para pengunjung.
Akomodasi Lokasi perkampungan Adat Namata terletak tidak jauh dari Kota Seba, yakni berjarak sekitar 3 kilo meter, artinya apabila kita mengendarai sepeda motor/mobil dari Seba cukup memakan waktu 10 menit. Tidak terdapat penginapan/hotel di sekitar perkampungan. Sehingga biasanya para tamu/wisatawan menginap di hotel/penginapan di Kota Seba. Di Kota Seba ada 4 buah penginapan yang cukup memadai, yakni Penginapan Putri Tunggal, Penginapan Djo Naga, Penginapan Makarim dan Penginapan Ferry Robe. |
Kuliner Untuk memperoleh makanan di Kabupaten Sabu Raijua tidaklah terlampau sulit. Karena tersedia beberapa tempat makan yang cukup representatif baik di sekitar lokasi wisata, maupun di kota Seba, yakni Lontar Bambu di Terdamu, Lopo Indah di Napae, Masakan Padang di Seba. |
Transportasi Karena jarak dari Kota Seba ke Perkampungan Adat Namata tidak terlampau jauh (± 3 kilo meter) maka untuk mencapainya bisa dengan berjalan kaki (sekitar 30 menit), berkendaraan motor ojek/rental mobil (5 - 10 menit). Tidak sulit untuk bisa sampai ke Namata, karena kita bisa bertanya kepada siapa saja yang kita temui di tengah perjalanan. Seluruh Orang Sabu pasti tahu lokasi Namata. Kita bisa meminjam/rental motor atau mobil milik masyarakat dengan harga yang cukup terjangkau, yakni untuk motor seharga 200.000/hari dan mobil seharga 500.000/hari |
0 komentar:
Post a Comment